![]() |
HARGA EMAS: Harga emas 24 karat Antam produksi Logam Mulia Aneka Tambang. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/YU |
SATUHABAR.COM, JAKARTA - Harga emas dunia kembali melemah di awal perdagangan sesi Asia hari ini. Harga emas bergerak di kisaran USD 3.310 pada hari Senin (28/4/2025), setelah sempat mencetak rekor tertingginya minggu lalu.
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, emas mengalami koreksi tajam setelah tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan global, khususnya antara Amerika Serikat dan China, membuat permintaan terhadap aset safe haven menurun.
Berdasarkan kombinasi analisis candlestick dan indikator Moving Average, tren bearish kembali terbentuk pada harga emas dunia. Saat ini, pergerakan harga emas menunjukkan pola pelemahan yang kuat, terutama setelah harga gagal mempertahankan penguatan pada hari Kamis (24/4/2025) dan jatuh di bawah level USD 3.300.
"Berdasarkan proyeksi teknikal, emas berpotensi melanjutkan penurunan hingga mencapai area USD 3.213. Namun demikian, jika terjadi rebound yang kuat, emas masih memiliki peluang untuk kembali menguji resistance terdekat di sekitar USD 3.367," kata Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, Senin (28/4/2025).
Faktor fundamental yang turut mendorong tekanan terhadap harga emas antara lain adalah pernyataan Menteri Pertanian AS, Brooke Rollins, yang mengungkapkan bahwa negosiasi perdagangan dengan China terus berlangsung dan kesepakatan dagang "sangat dekat."
Harapan terhadap tercapainya kesepakatan ini memperkuat sentimen risk-on di pasar keuangan, sehingga mengurangi minat investor terhadap aset safe haven seperti emas. Selain itu, berita tentang kemungkinan pengecualian sebagian tarif balasan turut menekan harga emas, membuatnya anjlok di bawah level psikologis USD 3.300.
Tekanan Jual Masih Besar
Meskipun tekanan jual masih mendominasi, ada faktor risiko yang perlu diperhatikan. Presiden AS, Donald Trump, tetap menunjukkan sikap keras terhadap tarif perdagangan, menyatakan bahwa ia tidak akan menghapus tarif terhadap China tanpa konsesi besar.
Ketidakpastian ini membuat volatilitas pasar tetap tinggi. Di sisi lain, International Monetary Fund (IMF) juga memperingatkan tentang meningkatnya risiko resesi di Amerika Serikat akibat ketegangan perdagangan yang berlarut-larut. Jika kekhawatiran resesi meningkat, permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai bisa kembali menguat dalam waktu dekat.
Untuk jangka pendek, para pelaku pasar akan mengalihkan perhatian mereka ke data ekonomi penting dari AS, termasuk laporan pendahuluan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama yang akan dirilis Rabu (30/4) ini, serta data ketenagakerjaan Nonfarm Payrolls (NFP) pada hari Jumat (2/5).
Kedua rilis data tersebut diantisipasi dapat memberikan arah lebih lanjut bagi harga emas, mengingat potensi dampaknya terhadap ekspektasi kebijakan moneter Federal Reserve.
Target Harga Emas
Secara keseluruhan, Andy melihat kecenderungan harga emas hari ini masih berada dalam tekanan bearish. Target penurunan berada di area USD 3.213, sementara potensi rebound terbatas di sekitar USD 3.367.
Sentimen pasar tetap rapuh, dengan ketegangan perdagangan, data ekonomi, serta pergerakan Dolar AS menjadi faktor kunci yang perlu terus dipantau oleh para trader dan investor emas. (*)
SUMBER:Liputan6.com