![]() |
Mark Zuckerberg/Foto: Luxurylaunches |
SATUHABAR.COM, JAKARTA - Media sosial, yang awalnya dirancang untuk menghubungkan teman dan keluarga, kini mengalami pergeseran besar. Facebook, sebagai salah satu pelopor jejaring sosial, kini lebih menyerupai platform media hiburan ketimbang ruang interaksi personal.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, dalam kesaksiannya di sidang Federal Trade Commission (FTC), mengungkap bahwa aktivitas berbagi dengan teman dan keluarga di Facebook mengalami penurunan. Ia juga menambahkan bahwa jumlah teman baru yang ditambahkan pengguna kini semakin sedikit, meski tidak menyebutkan angka pastinya.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh mantan COO Meta, Sheryl Sandberg, yang menyebut bahwa tren berbagi konten personal telah menurun drastis. Menurutnya, jika fokus bisnis hanya pada koneksi personal, perusahaan berisiko mengalami penurunan pendapatan signifikan.
Dominasi Konten dan Pengaruh TikTok
Perubahan besar ini tidak lepas dari pengaruh TikTok yang semakin populer. Bagi banyak pengguna, media sosial kini berfungsi sebagai “mesin penemuan konten” daripada sebagai ruang berbincang dengan teman atau keluarga. Pengguna lebih tertarik mengonsumsi video pendek dari kreator ketimbang melihat unggahan teman sendiri.
Menanggapi tren ini, Meta melakukan transformasi besar dengan memperkenalkan fitur Reels dan menghadirkan pengalaman berbelanja ala TikTok Shop. Langkah ini bertujuan agar Facebook dan Instagram tetap relevan dan kompetitif di tengah dominasi TikTok.
“TikTok lebih besar daripada Facebook atau Instagram. Saya tidak suka jika pesaing kami lebih unggul,” ujar Zuckerberg, dikutip dari Ars Technica.
Meta pun memilih untuk mengadopsi fitur serupa TikTok ketimbang mengakuisisi platform tersebut, demi menghindari penurunan pengguna yang sempat terjadi pertama kali pada tahun 2022.
Media Sosial Bergeser Menjadi Media Hiburan
Transformasi ini mencerminkan pergeseran fungsi media sosial secara global: dari tempat berinteraksi menjadi platform konsumsi konten. Algoritma kini memainkan peran besar dalam menentukan apa yang dilihat pengguna, bukan lagi hubungan sosial.
Meskipun langkah ini efektif menjaga relevansi dan pertumbuhan, banyak pihak khawatir bahwa media sosial telah kehilangan nilai utamanya sebagai sarana menjalin hubungan antarindividu. (*)
SUMBER: Detik.com