 |
| Sebuah rumah yang juga digunakan sebagai tempat produksi kerajinan rotan di Jalan Sultan Badaruddin, Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, hangus terbakar pada Kamis (27/11/2025) malam. |
SATUHABAR.COM, KALTENG - Palangka Raya – Sebuah rumah yang juga digunakan sebagai tempat produksi kerajinan rotan di Jalan Sultan Badaruddin, Kelurahan Menteng, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, hangus terbakar pada Kamis (27/11/2025) malam sekitar pukul 22.00 WIB.
Api pertama kali terlihat membesar dari area dapur sebelum merembet ke ruang tamu dan bagian belakang rumah. Material bangunan yang didominasi kayu membuat kobaran cepat membesar dan dengan cepat melalap seluruh ruangan.
Di dalam rumah tersebut tinggal seorang nenek berusia sekitar 80 tahun bersama cucunya yang masih berusia 9–10 tahun. Keduanya terselamatkan setelah mendengar suara keras dari bagian tengah rumah yang membuat mereka sadar bahwa api mulai membesar.
Meski tidak ada korban jiwa, seluruh hasil kerajinan rotan yang berada di dalam rumah tidak sempat diselamatkan dan ikut dilahap si jago merah. Kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Kepala Seksi Pengendalian Operasi dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Palangka Raya, Sucipto, mengatakan bahwa penghuni rumah awalnya menyadari adanya api setelah mendengar tabung gas terjatuh di dalam rumah. Namun, ia menegaskan bahwa kebakaran tidak dipicu oleh tabung gas.
“Tabung gas memang terlempar, tetapi itu bukan penyebabnya. Hawa panas dari dapur membuat karet perekat pada tabung gas bocor, sehingga tabung bisa terpental hingga puluhan meter,” jelasnya di lokasi kejadian.
Sucipto menduga sumber api berasal dari korsleting listrik peralatan elektronik di area dapur. Dugaan tersebut masih akan didalami oleh pihak berwajib yang sudah berada di lokasi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 22.38 WIB setelah petugas pemadam dikerahkan ke lokasi. Sementara itu, pemilik rumah masih dalam kondisi syok sehingga belum dapat dimintai keterangan. (*)
(dho/satuhabar)