Presiden ke-2 RI Soeharto kembali mengundang polemik usai diusulkan jadi pahlawan nasional. (AFP/JOHN GIBSON)
SATUHABAR.COM, JAKARTA - Kementerian Sosial (Kemensos) RI kembali membuka babak baru dalam proses penetapan pahlawan nasional. Munculnya kembali nama Presiden ke-2 RI Soeharto dalam daftar usulan Pahlawan Nasional 2025 memicu kontroversi.
Pihak pendukung menekankan jasa-jasa Soeharto dalam pembangunan Indonesia, sementara penentang menyoroti kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat dan korupsi di masa pemerintahannya.
Selain Soeharto, ada pula sembilan nama lain yang tak kalah menarik perhatian publik. Satu di antaranya adalah Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Dari 10 nama tokoh tersebut, empat di antaranya merupakan usulan baru, sementara sisanya adalah pengajuan kembali dari tahun-tahun sebelumnya.
Selain Soeharto (Jawa Timur), beberapa nama lain yang kembali diusulkan antara lain, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (Jawa Timur), Pendiri NU KH Bisri Syansuri (Jawa Timur), Habib Idrus bin Salim Al-Jufri alias Guru Tua (Sulawesi Tengah), Letkol TNI (Purn) Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan Pemimpin Ponpes Buntet Cirebon KH Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).
Sementara itu, empat nama baru yang diusulkan tahun ini, yaitu Anak Agung Gede Anom Mudita alias Kapten Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Midian Sirait (Sumatera Utara), dan KH Yusuf Hasyim (Jawa Timur).
Berikut daftar lengkap 10 nama yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional 2025:
• Soeharto (Presiden ke-2 RI)
• Abdurrahman Wahid (Presiden ke-4 RI)
• Bisri Syansuri (Ulama dan Pendiri NU)
• Idrus bin Salim Al-Jufri (Ulama/Guru Tua)
• Teuku Abdul Hamid Azwar (Pejuang kemerdekaan)
• Abbas Abdul Jamil (Ulama)
• Anak Agung Gede Anom Mudita (Pejuang kemerdekaan)
• Deman Tende
• Midian Sirait (Pakar Farmasi)
• Yusuf Hasyim (Ulama) (*)
SUMBER: Liputan6.com