![]() |
| Foto Ilustrasi |
SATUHABAR.COM, KALSEL - Banjarmasin - Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, resmi menetapkan status waspada terhadap peningkatan kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Langkah ini diambil menyusul lonjakan signifikan jumlah penderita dalam beberapa pekan terakhir.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, Muhammad Ramadhan, mengatakan kebijakan tersebut telah dituangkan dalam surat edaran resmi. “Pemkot mengeluarkan surat edaran karena tren kasus ISPA yang terus meningkat dalam beberapa minggu terakhir,” ujarnya di Banjarmasin, Kamis (24/10/2025).
Ramadhan menjelaskan, peningkatan kasus cukup tajam. Pada minggu ke-36 tercatat 1.016 kasus, kemudian naik menjadi 1.403 kasus di minggu ke-37, dan kembali melonjak hingga 1.700 kasus pada minggu ke-38.
“Kewaspadaan ini sudah kami mulai sejak 29 September 2025, mengingat kondisi cuaca panas ekstrem yang dapat memicu gangguan pernapasan,” ungkapnya.
Sebagai langkah antisipatif, Pemkot Banjarmasin menginstruksikan seluruh rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas kesehatan (faskes) untuk bersiaga penuh dalam penanganan pasien ISPA. Selain itu, setiap faskes diminta aktif melakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai pencegahan penyakit tersebut kepada masyarakat.
“Tenaga kesehatan juga kami minta terus mengedukasi masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta memahami langkah-langkah pencegahan ISPA,” tambah Ramadhan.
Bagi masyarakat yang sudah terserang ISPA, ia menyarankan agar pasien beristirahat cukup di rumah untuk memberi waktu tubuh melawan infeksi virus. “Konsumsi cairan cukup, seperti air putih, jus, dan sup hangat agar tidak dehidrasi serta membantu mengencerkan lendir,” ujarnya.
Ramadhan juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan pribadi, termasuk menggunakan tisu saat batuk atau bersin, segera membuangnya ke tempat sampah, serta memakai masker saat beraktivitas di luar rumah.
“Langkah sederhana ini penting untuk mencegah penularan ISPA yang dapat berdampak luas di tengah kondisi udara yang kurang sehat,” pungkasnya. (*)
(yus/satuhabar)
