![]() |
ilustrasi harga emas Sumber; AP |
Harga emas dunia turun lebih dari 2% dalam sehari, sentuh level terendah dalam 5 minggu. Simak faktor penyebab dan prediksi analis ke depan!
SATUHABAR.COM, JAKARTA - Harga emas global mengalami penurunan tajam pada Rabu (14/5), turun lebih dari 2% dan menyentuh titik terendah sejak awal April. Harga emas spot tercatat di angka USD 3.188,52 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS jatuh ke USD 3.186,00.
Penurunan ini mengejutkan banyak investor karena terjadi di tengah tren penguatan sebelumnya yang sempat mencatat rekor USD 3.500,05 pada bulan lalu.
Apa Penyebab Harga Emas Turun?
Penurunan harga emas dipicu oleh membaiknya sentimen global terhadap perdagangan internasional. Amerika Serikat dan Tiongkok dilaporkan sepakat memangkas tarif impor secara signifikan, yang memicu gelombang optimisme pasar.
“Reli global akibat pemangkasan tarif telah mendorong koreksi teknikal pada harga emas,” ujar Tai Wong, pedagang logam independen.
Trump Siap Bertemu Xi Jinping
Presiden Donald Trump menyatakan terbuka untuk bernegosiasi langsung dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping terkait rincian kesepakatan dagang. Bahkan, ia menyebut ada peluang kerja sama lebih lanjut dengan India, Jepang, dan Korea Selatan.
Langkah ini dinilai memberi sinyal kuat bahwa ketegangan perdagangan global akan mereda, sehingga investor mulai berpindah ke aset berisiko seperti saham, meninggalkan emas sebagai aset safe haven.
Bagaimana Prospek Harga Emas ke Depan?
Menurut analis pasar Fawad Razaqzada, tekanan pada harga emas bisa terus berlanjut dalam waktu dekat. Ia memproyeksikan target penurunan selanjutnya berada di kisaran:
USD 3.136
USD 3.073
USD 3.000
Investor kini menantikan data ekonomi terbaru dari AS, khususnya indeks harga produsen (PPI), yang akan memberikan gambaran arah kebijakan suku bunga Federal Reserve.
Meskipun emas tetap menjadi aset pelindung nilai jangka panjang, tren jangka pendek saat ini menunjukkan adanya risiko koreksi lebih dalam. Investor disarankan mencermati dinamika pasar global dan kebijakan bank sentral sebelum mengambil keputusan investasi. (*)
SUMBER: Liputan6.com