SATUHABAR.COM, - KALSEL - Banjarmasin – Sebanyak 105 ekor ikan betutu hidup asal Kalimantan Selatan telah disertifikasi dan diberangkatkan ke Malaysia melalui Bandara Internasional Syamsudin Noor, Banjarbaru. Proses sertifikasi dilakukan oleh Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Kalimantan Selatan setelah komoditas tersebut dinyatakan layak ekspor.
Kepala Karantina Kalsel, Erwin AM Dabuka, menyampaikan bahwa seluruh ikan telah melewati prosedur ketat mulai dari pemeriksaan fisik hingga uji laboratorium. Hal ini dilakukan untuk memastikan ikan dalam kondisi sehat dan memenuhi persyaratan negara tujuan.
“Ikan betutu wajib melalui serangkaian pemeriksaan, termasuk uji laboratorium terhadap penyakit ikan karantina seperti Aphanomyces invadans, jamur penyebab EUS (Epizootic Ulcerative Syndrome),” jelas Erwin, Kamis (19/6/2025).
Jaminan Kesehatan dan Pengemasan Ketat
Ikan betutu yang diekspor kali ini merupakan hasil tangkapan dari alam dan akan dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi di Malaysia. Oleh karena itu, pengecekan kesehatan serta kelengkapan dokumen menjadi syarat utama sebelum pelepasan ekspor dilakukan.
Selain kesehatan, pengemasan juga menjadi perhatian penting. Menurut Erwin, kemasan harus mampu menjaga kondisi ikan tetap hidup dan sehat selama proses pengiriman lintas negara.
Setelah semua tahap dilalui, Karantina Kalsel menerbitkan dokumen Health Certificate for Fish and Fish Product (KI-1) sebagai bukti bahwa komoditas bebas dari hama dan penyakit ikan karantina.
Ekspor Ketiga Selama Juni 2025
Pengiriman ini menjadi ekspor ketiga ikan betutu ke Malaysia sepanjang Juni 2025, setelah sebelumnya telah dilakukan dua kali pengiriman dengan total 125 ekor. Ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan dari negara tetangga terhadap komoditas ikan asal Kalsel.
“Kami berharap melalui prosedur karantina yang ketat, ekspor ikan betutu bisa terus berkembang dan memberi nilai ekonomi bagi masyarakat Kalimantan Selatan,” tambah Erwin.
Ikan Betutu, Primadona Pasar Asia Tenggara
Ikan betutu dikenal sebagai ikan konsumsi yang digemari karena dagingnya yang lembut dan rasa yang gurih. Di pasar ekspor, permintaan terhadap ikan ini cukup tinggi, khususnya dari negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia.
Potensi ini terus didorong oleh pemerintah melalui dukungan fasilitasi karantina dan pengawasan mutu agar komoditas lokal dapat menembus pasar global secara berkelanjutan. (*)
(sal/satuhabar)
#Karantina ikan Kalimantan Selatan
#Ikan betutu Malaysia
#BKHIT Kalimantan Selatan
#Bandara Syamsudin Noor
#Ikan konsumsi ekspor
#Epizootic Ulcerative Syndrome
#Karantina Kalsel
#Komoditas laut Kalsel
#Ekspor perikanan Indonesia