Petani Desa Lampuyang Cemas, Banjir Ancam Panen dan Ekonomi Warga

Foto Ilustrasi


SATUHABAR.COM, KALTENG - Sampit - Rasa cemas kini menyelimuti warga Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Banjir yang melanda desa mereka sejak Minggu (14/9) membuat ratusan petani terpaksa menunda panen, berharap air segera surut agar jerih payah berbulan-bulan tidak sia-sia.

“Semalam hujan turun tanpa henti, ditambah pasang Sungai Mentaya. Air meluap ke sawah. Petani yang sudah siap panen sekarang hanya bisa menunggu,” tutur Kepala Desa Lampuyang, Muksin, dengan nada prihatin, Rabu (16/9/2025).

Bagi masyarakat Lampuyang, sawah bukan sekadar sumber penghasilan, melainkan penopang kehidupan. Sekitar 90 persen warga menggantungkan hidup dari hasil panen. Jika banjir terus merendam lahan, kualitas padi bisa menurun, bahkan gagal panen seperti yang pernah terjadi pada 2021 dan 2022.

“Kalau sampai gagal panen, dampaknya bukan hanya pada petani, tapi seluruh keluarga mereka. Hasil panen biasanya untuk makan setahun dan bayar kebutuhan sekolah anak. Jadi kami benar-benar berharap cuaca kembali cerah,” ujar Muksin.

Pemerintah daerah sebenarnya sudah mengusulkan pembuatan sodetan dari muara Sungai Lampuyang untuk memperlancar aliran air ke laut. Namun, pembangunan masih tertunda karena menunggu izin dari Kementerian Kehutanan, sebab sebagian lahan yang direncanakan masuk kawasan hutan lindung.

Masyarakat berharap proyek ini bisa segera direalisasikan agar sawah mereka lebih terlindungi. “Sodetan itu sangat penting. Kalau ada, banjir cepat surut dan petani tidak perlu cemas setiap musim hujan,” tambahnya.

Kini, warga Lampuyang hanya bisa berharap agar hujan reda dalam beberapa hari ke depan, sehingga mereka bisa kembali ke sawah, memanen padi, dan membawa pulang hasil yang sudah lama dinantikan. (*)


(dho/satuhabar)

Lebih baru Lebih lama