Sekolah Rakyat Terpadu 55 Kotim Resmi Dibuka, Harapan Baru Bagi Anak Keluarga Prasejahtera

 Sekolah Rakyat Terpadu (SRT) 55 resmi beroperasi di Kabupaten Kotawaringin Timur, dengan ditandai pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi 100 peserta didik baru, Selasa (30/9/2025). (Dok. AntaraKalteng)


SATUHABAR.COM, KALTENG - Sampit - Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, kini memiliki Sekolah Rakyat Terpadu (SRT) 55 yang resmi beroperasi dengan ditandai pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi 100 peserta didik baru, Selasa (30/9/2025).

Peresmian berlangsung di Kompleks Islamic Center Sampit dan dibuka langsung oleh Wakil Bupati Kotim, Irawati. Ia menyampaikan rasa syukur sekaligus bangga karena program dari pemerintah pusat ini akhirnya bisa berjalan di Kotim setelah melalui proses panjang.

“Program Sekolah Rakyat ini hadir untuk memutus mata rantai kemiskinan. Anak-anak dari keluarga miskin ekstrem kini memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan yang layak,” tegas Irawati.

Ia menjelaskan, siswa SRT 55 tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga tinggal di asrama dengan sistem penuh 24 jam. Hal ini, menurutnya, menjadi sarana pembentukan karakter, disiplin, serta kebersamaan di antara para siswa. “Mereka hanya bisa dijenguk keluarga setiap hari Minggu, jadi di sini benar-benar dibina dalam suasana kekeluargaan,” tambahnya.

Perwakilan Kementerian Sosial, Marsono, menilai MPLS di SRT 55 bukan sekadar acara seremonial, melainkan gerbang awal perjalanan panjang anak-anak menuju dunia baru. 

“Di sini mereka tidak hanya belajar baca, tulis, dan hitung, tetapi juga nilai kehidupan, empati, gotong royong, dan menghargai perbedaan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kotim, Hawianan, menyebutkan 100 siswa yang diterima terdiri atas 50 murid tingkat SD dan 50 murid tingkat SMA. Nama mereka telah ditetapkan melalui keputusan Bupati Kotim sehingga dipastikan berhak penuh mengikuti program ini.

Kehadiran SRT 55 di Kotim diharapkan menjadi jembatan harapan bagi anak-anak dari keluarga miskin agar dapat mengembangkan potensi diri tanpa terbebani kondisi ekonomi. 

“SRT 55 bukan hanya bangunan fisik, tapi simbol harapan baru untuk masa depan anak-anak Kotim,” tegas Hawianan.

Kepala SRT 55 Kotim, Nikkon Bhastari, menambahkan MPLS akan berlangsung selama 14 hari dengan melibatkan TNI, Polri, serta Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK). Setiap kegiatan siswa sudah dijadwalkan ketat mulai pagi hingga malam hari, dengan fokus pada pembentukan karakter dan kedisiplinan. (*)


(sal/satuhabar)


Lebih baru Lebih lama