![]() |
Ritual Tiwah Umat Hindu kaharingan, pada acara puncak atau Tabuh. (Foto: Charly S Penyang) |
SATUHABAR.COM, KALTENG - Pulang Pisau - Desa Pangi, Kecamatan Banama Tingang, menjadi pusat perhatian pada Minggu (14/9) ketika Upacara Ritual Tiwah Massal Agama Hindu Kaharingan digelar dengan khidmat. Prosesi adat yang sarat makna ini dihadiri oleh Bupati Pulang Pisau H. Ahmad Rifa’i bersama jajaran OPD, tokoh adat, tokoh agama, serta masyarakat setempat.
Tiwah Massal merupakan salah satu ritual terpenting dalam ajaran Hindu Kaharingan. Upacara ini menjadi penghormatan terakhir kepada arwah leluhur, mengantarkan mereka menuju alam baka dengan layak. Lebih dari sekadar prosesi spiritual, Tiwah juga merupakan manifestasi kebersamaan dan gotong royong masyarakat Dayak yang menjaga tradisi secara turun-temurun.
“Upacara Tiwah adalah warisan leluhur yang harus dijaga. Melalui Tiwah, kita memperkuat persaudaraan, kebersamaan, dan nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi identitas masyarakat Dayak,” ujar Bupati Ahmad Rifa’i.
Pemerintah daerah, lanjutnya, akan terus mendukung pelestarian budaya dan adat istiadat di Pulang Pisau agar tidak tergerus zaman.
“Kekayaan budaya adalah kebanggaan daerah. Pulang Pisau harus menjadi contoh daerah yang harmonis dan menjunjung tinggi adat istiadat,” tegasnya.
Tokoh agama Hindu Kaharingan Desa Pangi, Damang Jaya, menyambut baik perhatian pemerintah daerah.
“Kehadiran Bupati memberi semangat bagi kami untuk melanjutkan tradisi ini. Tiwah bukan hanya kewajiban ritual, tapi juga pengikat kebersamaan masyarakat,” ungkapnya.
Upacara Tiwah Massal tahun ini menjadi momentum penting untuk menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Masyarakat berharap pelaksanaan Tiwah terus menjadi ajang edukasi budaya sekaligus memperkuat identitas Dayak di tengah perkembangan zaman. (*)
(sal/satuhabar)