![]() |
| Kelompok 18 KKN UMBJM, bersama anak-anak Desa Sungai Telan, Kabupaten Barito Kuala, Kalsel, di sela pengajaran tari tradisional dan seni bela diri Kuntau melalui metode interaktif. (Dok. Istimewa) |
SATUHABAR.COM, KALSEL - Marabahan - Upaya pelestarian budaya lokal terus digencarkan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMBJM). Salah satunya dilakukan oleh Kelompok 18 KKN UMBJM, yang menggelar kegiatan edukatif di Desa Sungai Telan, Kabupaten Barito Kuala.
Dalam kegiatan tersebut, Apri Wilianto, selaku Wakil Ketua Kelompok 18, mengajak anak-anak desa belajar tari tradisional dan seni bela diri Kuntau melalui metode interaktif yang seru dan mudah diikuti.
Anak-anak terlihat antusias mengikuti setiap gerakan yang diajarkan. Dengan pendekatan yang menyenangkan, mereka tidak hanya berolahraga dan bergerak aktif, tetapi juga mengenal nilai-nilai budaya daerah yang sarat makna.
“Kami ingin anak-anak mencintai budaya sendiri sambil tetap aktif bergerak dan belajar disiplin,” ujar Apri di sela kegiatan, Minggu (26/10/2025).
Menurut Apri, kegiatan ini dirancang agar anak-anak merasa seperti sedang bermain sambil belajar. Gerakan tari tradisional mengasah keluwesan dan ekspresi mereka, sedangkan Kuntau menumbuhkan semangat, keberanian, dan rasa percaya diri.
Salah satu peserta, Jamal, mengaku sangat senang bisa mengikuti latihan bela diri tersebut. Ia merasa semakin berani dan termotivasi untuk terus berlatih bersama teman-temannya.
“Seru sekali! Sekarang saya jadi bisa gerakan Kuntau dan ingin belajar lebih banyak,” kata Jamal dengan penuh semangat.
Selain menanamkan kecintaan terhadap budaya, kegiatan ini juga menjadi wadah mempererat hubungan antarwarga dan mahasiswa. Suasana latihan yang ceria membuat anak-anak Desa Sungai Telan semakin bersemangat setiap kali jadwal latihan tiba.
Apri berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut, tidak hanya sebagai hiburan edukatif, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam melestarikan seni dan budaya lokal Kalimantan Selatan di kalangan generasi muda.
“Harapan kami, anak-anak bisa bangga dengan budaya sendiri dan tumbuh menjadi generasi yang kuat, disiplin, serta berkarakter,” tutupnya. (*)
(yus/satuhabar)

