Ulama Kharismatik Kalsel, KH M Syukri Unus, Wafat di Usia 77 Tahun

SATUHABAR.COM, KALSEL - Martapura — Kalimantan Selatan kembali kehilangan salah satu sosok panutan. Ulama sepuh yang dihormati masyarakat, KH M Syukri Unus, meninggal dunia pada Minggu (7/12/2025) sekitar pukul 22.00 Wita setelah mendapat perawatan di RS Sultan Agung Banjarbaru. Kabar duka itu seketika menyebar melalui berbagai platform digital, membuat masyarakat Banua berduka.

Jenazah almarhum langsung dibawa menuju rumah duka sekitar pukul 23.00 Wita untuk disemayamkan.

Perjalanan Panjang Menuntut Ilmu

Lahir di Desa Harus, Amuntai Tengah, pada 5 Oktober 1948, KH M Syukri tumbuh dalam lingkungan religius. Sejak kecil ia memulai pendidikan dasar sambil memperdalam Al-Qur’an dan ilmu tauhid dari keluarga dan para guru kampung. Selama masa mudanya di Amuntai, ia aktif mengikuti majelis ulama terkemuka di daerah tersebut.

Setelah kedua orang tuanya wafat, beliau hijrah ke Martapura dan belajar di Pondok Pesantren Darussalam selama tujuh tahun. Di tempat itulah pondasi keilmuan Syukri muda semakin kokoh.

Berguru ke Ulama Nusantara

KH M Syukri dikenal tekun berguru ke berbagai tokoh ilmu agama. Di antara guru-gurunya adalah KH M. Rofi’i Ahmad, KH Husein Dahlan, KH Anang Sya’rani Arief, serta sejumlah ulama besar Banua lainnya. Ia juga sempat menimba ilmu di Bangil atas arahan KH M. Zaini Abdul Ghani (Guru Sekumpul), untuk memperdalam pengetahuan dan mengambil berbagai ijazah keilmuan.

Keluarga dan Pengabdian

Pada Juli 1978, beliau menikah dengan Hj Ramlah, yang masih memiliki hubungan keluarga dengan Guru Sekumpul. Sejak itu, ia menetap di Martapura dan mengabdikan hidupnya untuk pendidikan umat.

Sebagai ulama produktif, KH M Syukri meninggalkan banyak karya tulis dalam disiplin ilmu nahwu, balaghah, tauhid, mantiq, hingga manaqib para tokoh besar Islam. Beberapa di antaranya menjadi rujukan santri di berbagai majelis.

Mencetak Kader Ulama

Murid-muridnya kini tersebar dan memimpin pesantren serta majelis ta’lim di berbagai daerah, dari Kalsel hingga Malaysia. Jejak kaderisasinya menjadi salah satu warisan terbesar almarhum bagi dunia pendidikan Islam di Banua.

Dikenal Sederhana dan Istiqamah

Beliau memimpin Majelis Ta’lim Sabilal Anwar di Martapura yang selalu dipadati jamaah. Ceramah beliau juga mewarnai banyak majelis di Banjarmasin, Amuntai, dan Banua Lima. Kesederhanaan, ketekunan ibadah, dan kecintaannya pada ilmu menjadi teladan bagi masyarakat.

KH M Syukri juga pernah dipercaya sebagai Rois Syuriah PWNU Kalsel sebelum akhirnya fokus pada aktivitas dakwah dan pengajian.

Almarhum diketahui tinggal di Antasan Senor Martapura dan memiliki kediaman lain di Jalan Abdul Azis, Amuntai.

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga Allah SWT melapangkan kubur beliau, menerima seluruh amal ibadahnya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya. (*)

(yus/satuhabar)

Lebih baru Lebih lama