![]() |
| Foto Ilustrasi |
SATUHABAR.COM, KALTENG - Sampit - Sebanyak 12 desa di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dipastikan mendapat giliran pembangunan jaringan listrik desa (lisdes) mulai tahun ini. Proyek strategis yang dikerjakan PLN tersebut ditargetkan selesai seluruhnya pada Maret 2026.
Sekretaris Komisi I DPRD Kotim, M Abadi, mengatakan sebagian besar desa yang masuk program ini berada di Kecamatan Bukit Santuai dan Cempaga Hulu. Ia memastikan pihak dewan terus melakukan pengawasan sekaligus membantu percepatan bila terjadi kendala teknis di lapangan.
“Dari 12 desa itu, 10 desa di Bukit Santuai akan mulai dikerjakan pada 2025 dan ditargetkan tuntas Maret 2026. Dua sisanya ada di Cempaga Hulu. Kami optimistis prosesnya berjalan baik karena seluruh pemangku kepentingan terlibat,” ujarnya, Selasa (25/11/2025).
Daftar Desa yang Masuk Program Lisdes
Kecamatan Bukit Santuai:
-
Tumbang Batu
-
Luwuk Bagantung
-
Tumbang Tawan
-
Tumbang Torung
-
Tewai Hara
-
Tumbang Getas
-
Tumbang Sapia
-
Tumbang Kania
-
Tumbang Payang
-
Tumbang Saluang
Kecamatan Cempaga Hulu:
-
Selucing
-
Tumbang Koling
Abadi menambahkan, Kotim masih memiliki sekitar 25 desa yang belum tersentuh layanan listrik. Desa-desa itu diproyeksikan menjadi prioritas pembangunan jaringan listrik berikutnya, yakni mulai 2026 hingga 2027.
“Kami berharap semua desa tersisa segera masuk perencanaan PLN, sehingga tidak ada lagi warga yang bergantung pada genset atau lampu minyak,” kata Abadi.
PLN: Target Selesai Maret 2026
Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Kalteng, Sugianto, menjelaskan program 12 desa ini merupakan bagian dari total 33 desa yang mulai dikerjakan sejak November 2025.
“Seluruh pengerjaan ditarget tuntas pada Maret 2026. Desa-desa ini diprioritaskan karena telah memenuhi indikator kesiapan, mulai dari infrastruktur, perizinan, hingga pembebasan tanam tumbuh,” terangnya.
Menurutnya, tiga indikator tersebut menjadi penentu utama kelancaran pembangunan jaringan listrik desa. Meskipun jaringan merupakan tanggung jawab PLN, aspek perizinan dan pembebasan lahan tetap membutuhkan dukungan pemerintah daerah dan pihak terkait.
Sugianto mengapresiasi peran perusahaan besar swasta (PBS) yang berada di sekitar wilayah pembangunan. Menurutnya, dukungan PBS cukup signifikan dalam mempercepat proses persiapan lahan.
“Sejauh ini komitmen PBS sangat baik. Banyak perusahaan yang sudah membantu penyediaan lahan maupun kelengkapan perizinan yang diperlukan,” katanya.
PLN berharap pembangunan listrik desa di Kotim dapat berjalan tanpa hambatan sehingga warga segera merasakan manfaatnya. Selain meningkatkan kualitas hidup, kehadiran listrik juga diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi desa. (*)
(sal/satuhabar)
