SATUHABAR.COM, KALTENG - Puruk Cahu - Organisasi Daerah (Orda) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Murung Raya memastikan akan hadir pada Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) ICMI 2025 yang digelar di Jimbaran, Bali, 5–7 Desember 2025. Agenda tahunan ini juga bertepatan dengan perayaan Milad ICMI ke-35 serta pelaksanaan National Leadership Camp (NLC).
Silaknas merupakan forum nasional yang mempertemukan pengurus ICMI dari berbagai daerah untuk memperkuat silaturahmi, jejaring, serta merumuskan gagasan strategis melalui konferensi, simposium, dan dialog kebangsaan.
“Kita bakal hadir bersama sejumlah pengurus. Ini momentum penting dan menjadi pertama kalinya dalam kepengurusan kami ikut Silaknas, yang tahun ini juga akan dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto,” ujar Ketua Orda ICMI Murung Raya, Dr. Lukmanul Hakim, S.E., M.AP, saat memimpin rapat persiapan pemberangkatan di Puruk Cahu, Sabtu (15/11/2025).
Lukman mengatakan, sekitar 20 pengurus dan anggota ICMI Murung Raya akan diberangkatkan ke Bali. Selain sebagai ajang konsolidasi organisasi, keikutsertaan ini dinilai penting untuk menambah wawasan dan memperluas relasi para cendekiawan di tingkat nasional.
“Kapasitas cendekiawan Muslim memang perlu diperkuat dalam menghadapi tantangan zaman. Di era modern ini, tantangannya makin kompleks, mencakup teknologi, ekonomi, sosial, budaya, dan politik,” jelas Doktor Ilmu Politik lulusan Universitas Diponegoro itu.
Ia menegaskan, kehadiran pengurus ICMI Murung Raya juga relevan dengan posisi Kalimantan Tengah—khususnya Murung Raya—sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN). Karena itu, keterlibatan dalam pembahasan isu-isu strategis nasional dianggap sangat penting.
Merujuk pada Silaknas ICMI 2024 lalu, forum tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi kebijakan, seperti desakan pengesahan RUU Perampasan Aset dan revisi UU Sisdiknas.
“Silaknas ini menjadi ruang menyatukan para cendekiawan Muslim untuk membahas isu strategis kebangsaan serta memberi rekomendasi bagi kemajuan Indonesia,” lanjut Lukman.
Selain memperkuat kolaborasi antardaerah, para peserta nantinya juga berkesempatan mengembangkan kemampuan kepemimpinan secara lebih holistik—termasuk aspek pertahanan, ekonomi, pendidikan, hingga sosial—agar mampu menjadi agen perubahan di masa depan. (*)
(faidh/satuhabar)
