![]() |
Wakil Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rusli Effendi (Istimewa) |
SATUHABAR.COM, JAKARTA - Menjelang Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dijadwalkan berlangsung pada September 2025, dinamika politik internal mulai menghangat. Isu masuknya tokoh-tokoh eksternal sebagai calon Ketua Umum turut menjadi perhatian pimpinan partai.
Wakil Ketua Umum DPP PPP, Rusli Effendi, menegaskan bahwa partainya terbuka terhadap tokoh dari luar yang ingin bergabung dan berkontribusi. Namun ia mengingatkan pentingnya mengikuti mekanisme resmi partai.
“PPP bukan rumah tanpa pintu. Siapapun yang ingin masuk tentu harus mengikuti prosedur. Kami menyambut baik tokoh-tokoh yang ingin membangun bangsa melalui PPP, tapi tetap harus sesuai AD/ART partai,” kata Rusli dalam keterangannya, Senin (26/5).
Mekanisme Organisasi Jadi Kunci
Rusli menyebut bahwa keberadaan mekanisme organisasi bukan untuk membatasi, melainkan menjaga tertib administrasi dan marwah partai. Ia menekankan bahwa struktur partai, termasuk pemilihan ketua umum, telah diatur dengan jelas.
“Partai punya aturan main. Ini penting agar tidak ada kesan bahwa PPP mudah dimasuki hanya demi kepentingan politik sesaat,” ujarnya.
Figur Eksternal Mulai Mengemuka
Sejumlah nama dari luar partai dikabarkan masuk dalam bursa calon Ketua Umum PPP, seperti Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Meski belum ada pernyataan resmi dari kedua tokoh tersebut, wacana ini memicu diskusi di kalangan kader.
Rusli menanggapi isu tersebut dengan menggarisbawahi pentingnya kaderisasi internal. Ia meyakini bahwa PPP masih memiliki figur-figur kuat dari dalam partai yang layak memimpin.
“Saya sebagai kader yang tumbuh dari bawah percaya bahwa tokoh internal PPP masih punya kapasitas. Mereka juga memiliki pengalaman dan loyalitas terhadap partai,” tegasnya.
PPP Siapkan Muktamar dengan Fokus pada Soliditas dan Regenerasi
Muktamar PPP 2025 diperkirakan akan menjadi momentum penting untuk menentukan arah partai menjelang Pemilu 2029. Isu regenerasi kepemimpinan, konsolidasi kader, hingga pembaruan strategi politik akan menjadi agenda utama.
PPP sendiri tengah mempersiapkan muktamar dengan melibatkan seluruh unsur kepengurusan daerah. Proses verifikasi kader, penyaringan calon, dan pemetaan dukungan sedang berjalan secara bertahap.
Partai Islam Tertua, Tantangan Terbaru
Sebagai salah satu partai Islam tertua di Indonesia, PPP menghadapi tantangan untuk tetap relevan di tengah persaingan politik modern. Pembukaan terhadap tokoh eksternal bisa menjadi peluang sekaligus ujian, tergantung bagaimana partai mengelola dinamika tersebut.
“Terbuka itu perlu, tapi harus tetap tegak lurus pada prinsip. Jangan sampai partai hanya dijadikan kendaraan sesaat,” tutup Rusli Effendi. (*)
SUMBER: Liputan6.com