![]() |
Foto Ilustrasi: satuhabar.com |
SATUHABAR.COM, KALSEL - Banjarmasin – Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, semakin memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk menanggulangi dua masalah besar, yaitu stunting dan perilaku buang air besar (BAB) sembarangan. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banjarmasin, Ahmad Syauqi, mengatakan bahwa penanganan kedua masalah ini menjadi bagian penting dalam perencanaan pembangunan kota ke depan.
Menurut Syauqi, angka stunting di Banjarmasin saat ini masih berada di angka 26,5 persen, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024. Untuk itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, media, dan sektor swasta dalam mengatasi masalah ini. "Kami membutuhkan percepatan dalam penurunan stunting dengan melibatkan semua pihak, dari pemerintah hingga swasta," jelas Syauqi.
Upaya yang telah dilakukan termasuk penyuluhan gizi, pemberian makanan tambahan (PMT), serta pembenahan aspek sensitif seperti sanitasi, pola asuh, dan kemiskinan yang mempengaruhi angka stunting. Berkat kolaborasi lintas sektor, hasil positif mulai terlihat dalam penurunan kasus stunting di Banjarmasin.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Tabiun Huda, menambahkan bahwa penanganan stunting kini melibatkan kerja sama yang erat antara pemerintah dan pihak swasta. Salah satu contoh kontribusi nyata dari swasta adalah program PMT lokal yang digulirkan oleh BRI di kawasan Mantuil. Program ini berhasil mengentaskan lebih dari 100 anak dari kondisi stunting. "Ini menunjukkan peran besar swasta dalam mendukung program penurunan stunting," ungkap Tabiun.
Selain itu, Banjarmasin juga tengah berusaha mencapai status Open Defecation Free (ODF) atau bebas dari kebiasaan BAB sembarangan. Tabiun menyebutkan bahwa sejauh ini, 82 kelurahan dari total 52 kelurahan di kota ini telah berhasil bebas dari perilaku BAB sembarangan, berkat kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta, seperti BRI dan PLN.
“Kami tidak bisa bekerja sendirian. Untuk mengatasi masalah ini, kami membutuhkan dukungan penuh dari swasta, organisasi, serta media. Isu ini sangat sensitif dan memerlukan aksi bersama,” ujar Tabiun.
Dengan kolaborasi yang terus diperkuat, diharapkan Kota Banjarmasin dapat mencapai hasil yang maksimal dalam mengurangi stunting dan perilaku BAB sembarangan, serta meningkatkan kualitas hidup warganya secara keseluruhan. (*)
(sal/satuhabar)