![]() |
| Walikota Banjarmasin, M. Yamin (Dok. Banjarmasinpost.co.id) |
SATUHABAR.COM, KALSEL - Banjarmasin - Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin bergerak cepat menyusul insiden puluhan siswa SMP Negeri 33 Banjarmasin yang mengalami gejala diare massal, Rabu (21/10/2025). Dugaan sementara mengarah pada makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), namun Wali Kota Muhammad Yamin meminta agar tidak ada spekulasi sebelum hasil laboratorium keluar.
Dalam keterangannya, Yamin menegaskan akan memanggil pihak penyedia program MBG serta Satuan Penyedia Pangan Gizi (SPPG) untuk dimintai klarifikasi terkait proses pengolahan dan distribusi makanan.
“Kami tidak ingin berasumsi. Semua akan dicek ulang mulai dari tempat produksi hingga penyajiannya. Kami ingin pastikan seluruh prosesnya sesuai standar keamanan pangan,” ujar Yamin kepada wartawan, Rabu (22/10/2025).
Menurutnya, langkah ini penting agar kepercayaan publik terhadap program MBG—yang merupakan program nasional dari pemerintah pusat—tetap terjaga. Ia menilai insiden ini harus dijadikan evaluasi serius agar tidak terulang di sekolah lain.
“Program ini bertujuan baik, jangan sampai tercoreng karena kelalaian teknis di lapangan,” tegas Yamin yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Banjarmasin.
Pemko Banjarmasin juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk menelusuri penyebab kasus tersebut. Tim kesehatan saat ini telah mengambil sampel makanan dan minuman dari lokasi kejadian guna dilakukan uji klinis dan kimia.
“Kita tunggu hasil laboratorium dulu, baru bisa memastikan penyebab pastinya,” jelas Yamin.
Selain itu, Yamin memberikan peringatan keras kepada seluruh penyedia program MBG agar lebih disiplin dalam proses pengolahan dan penyajian makanan. Ia mengingatkan agar makanan tidak dimasak terlalu jauh dari waktu konsumsi.
“Jangan masak malam lalu disajikan siang harinya. Kualitas makanan bisa menurun dan membahayakan anak-anak,” tegasnya.
Wali Kota juga meminta peran aktif guru dan pihak sekolah dalam mengawasi pembagian makanan di lingkungan sekolah.
“Guru harus menjadi pengawas utama di lapangan. Mereka yang memastikan makanan yang diterima siswa masih layak dan aman dikonsumsi,” pungkasnya. (*)
(faidh/satuhabar)
